Mendidik Anak Taat Kepada Tuhan

Bagikan:

Loading

Bacaan: Kejadian 22:1-19

Ayat Emas:
TUHAN, Allamu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan DIa, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya kamu harus berbakti dan berpaut. — 3 Yohanes 1:4

Tanggal: 30 Mei

Abraham dan Sara sangat lama menantikan kelahiran Ishak. Ishak lahir di masa tua mereka. Banyak orangtua yang memperlakukan dengan istimewa anak yang kelahirannya lama dinantikan, yang lahir di masa tua mereka, anak tunggal, atau anak yang lahir dengan riwayat tertentu.

Anak seperti ini biasanya sangat dimanja, diproteksi, dilayani, dan dituruti apa pun yang menjadi keinginannya. Akibatnya, banyak dari antara mereka yang mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan yang serius, seperti cengeng, tidak mandiri, lemah, pembangkang, tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, mudah menyerah, penakut, pemarah, tidak dapat bergaul dengan baik, suka memerintah, tidak memiliki daya juang, bahkan berkarakter buruk. 

Akan tetapi, Ishak tidak demikian. Ketika Allah menguji kepercayaan Abraham kepada-Nya dengan meminta agar Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran, Abraham taat. Ia tidak membantah bahkan tidak berargumentasi sama sekali. Abraham mengerjakan semua yang Allah perintahkan kepadanya. Tampaknya Abraham juga mendidik Ishak untuk taat kepada Allah.

Ketika Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, Ishak menurut. Ishak tidak  melihat ada anak domba untuk korban bakaran padahal api dan kayu sudah tersedia, ia menanyakan hal tersebut kepada Abraham.

Sebagai jawaban Abraham mengatakan bahwa Allah yang akan menyediakan korban bakaran bagi-Nya. Melihat keadaan itu dan mendengar jawaban ayahnya, tak ada tertulis di Alkitab yang menyatakan bahwa Ishak protes.

Ketika ayahnya mendirikan mezbah, menyusun kayu, mengikatnya dan meletakkannya di atas mezbah yang di atas kayu itu, Ishak tidak melawan sama sekali. Bahkan, ketika Abraham mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk menyembelihnya, Ishak pun tidak melakukan perlawanan sekali. Ishak taat. Sebagaimana halnya ayahnya taat kepada Allah, demikianlah ketaatan Ishak kepada orangtuanya. 

Ishak tumbuh menjadi pribadi yang taat karena ia belajar dari ketaatan ayahnya kepada Allah. Ketaatannya kepada orangtua adalah bentuk ketaatannya kepada Allah.

Dalam 3 Yoh. 1:4 tertulis: “TUHAN, Allamu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan DIa, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya kamu harus berbakti dan berpaut.”  

Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa Allah ingin umat-Nya taat kepada-Nya. Itulah sebabnya, sejak dini anak harus dididik untuk taat kepada Tuhan. Mari taat kepada Tuhan! Dengan demikian, anak dapat belajar taat, baik taat kepada orangtuanya, terlebih taat kepada Tuhan. (SRP)

Mari Kita Berdoa:

Bapa, ajar kami taat kepada-Mu sehingga dari kami anak-anak kami dapat belajar taat kepada-Mu. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *