Bacaan:
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. — Yohanes 15:13
Tanggal: 18 Juni
Renungan kita hari ini mengutip perkataan Yesus berikut ini: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh. 15:13)
Yesus bukan sekadar bicara, tetapi Dia juga membuktikannya dengan tindakan-Nya. Yesus menunjukkan teladan-Nya kepada kita. Dia membuktikan bahwa Dia mengasihi kita dengan kesetiaan-Nya sampai mati di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Jadi inilah yang kita sebut kasih menjadi dasar kesetiaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita masih dapat menemukan orang yang setia dengan dasar kasih. Sebagai contoh, seseorang setia pada tuannya karena mencintai pekerjaannya. Seorang istri setia kepada suaminya karena dasar kasih yang mengikat hatinya, begitu pula sebaliknya.
Kesetiaan tidak datang dengan sendirinya namun perlu latihan setiap saat. Waktu maupun keadaan tidak dapat membatasi kesetiaan. Orang bisa setia jika kasih orang tersebut tidak mudah pudar, meskipun dalam keadaan susah atau senang, baik atau buruk keadaannya.
Untuk mempertahankan kesetiaan, perlu adanya hubungan yang dekat dengan saling mengenal, memahami, dan mengerti kepribadian seseorang yang kita kasihi. Hal tersebut untuk mewujudkan satu kesetiaan yang kokoh.
Bagaimana dengan kesetiaan kita kepada Tuhan? Di kala hidup kita tidak ada masalah dan baik-baik saja kita bisa berkata, ’’Tuhan itu baik bagiku.’’
Sebaliknya, saat kita mengalami suatu proses yang mengharuskan kita menderita bagi Tuhan, apakah kita tetap setia? Kesetiaan adalah suatu perjuangan dan perjuangan itu sendiri membutuhkan pengorbanan.
Seperti halnya seorang sahabat akan dikatakan setia apabila ia dalam keadaan susah, sedih, menderita selalu ada untuk menghibur, menguatkan dan menolong kita. Sebab seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan rela berkorban untuk sahabatnya (Ams. 17:17).
Jadi Saudara, milikilah kasih dari Kristus agar menjadi dasar kesetiaan kita kepada Tuhan dan sesama. Kristus sudah melakukannya bagi kita. Sekarang giliran kita. (BTS)