Bacaan: Ayub 42:7-17
Ayat Emas:
Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. — Ulangan 7:9
Tanggal: 19 Juni
Hari itu saya menunggu bus TransJakarta yang menuju tempat tinggal saya di halte yang terletak di depan kampus kami. Saya sudah menunggu lebih dari 10 menit, tetapi bus tersebut belum terlihat. Menjelang 20 menit, saya merasa bosan dan lelah. Saya tidak mau menunggu lebih lama lagi. Tanpa bertanya kepada petugas yang ada di sana kapan bus yang saya tunggu tiba, saya memutuskan untuk keluar dari halte dan memesan taksionline. Baru saja saya keluar dari halte, tampak bus yang tadi saya tunggu memasuki halte. Akan tetapi, saya tidak punya kesempatan untuk masuk kembali ke halte dan naik ke dalam bus tersebut. Dengan perasaan kecewa saya memandangi bus tersebut melaju. Rasa lelah dan kecewa saya menjadi semakin besar karena taksionline yang saya pesan tidak kunjung datang. Jadi, saya harus menunggu lebih lama lagi.
“Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan.” Entah siapa yang mengungkapkan kalimat ini untuk pertama kalinya, tetapi saya setuju. Sama halnya dengan apa yang terjadi dengan saya, banyak orang tidak setia menanti.
Menunggu atau menanti adalah pekerjaan yang sangat membosankan dan melelahkan. Akibatnya, banyak orang tidak setia menanti dan akhirnya kehilangan hal-hal yang baik untuk dirinya.
Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan Ayub. Sedemikian besar persoalan dan penderitaan yang dialami oleh Ayub, tetapi ia tetap setia menanti pertolongan Tuhan. Ketika istrinya memintanya untuk mengutuki Allah, Ayub menolak bahkan menegur istrinya dengan keras (Ayub 2:9-10). Kesetiaan Ayub menghasilkan buah yang manis karena Allah memulihkan keadaannya.
Kadang, bahkan mungkin kerap kali Allah tampaknya tidak segera menolong kita seperti yang kita harapkan, tetapi tetaplah setia menantikan-Nya. Allah pasti menolong setiap orang yang setia menantikan-Nya.(SRP)
Mari Kita Berdoa:
Bapa yang baik, apa pun yang terjadi dalam hidup kami, ajar dan mampukanlah kami untuk setia menantikan Engkau. Amin.