Oleh: Pdt. Marihot Siahaan
Sejak penciptaan hinggga penghakiman yang terakhir Allah menginginkan umat-Nya setia dalam iman dan perbuatan. Sebagaimana dalam kasih karunia dan anugerah-Nya, Ia mencipta, menyelamatkan dan memelihara ciptaan-Nya, demikian orang-orang percaya, dalam imannya harus berbuat baik hingga akhir hidupnya. Hanya ingatlah bahwa iman dan perbuatan kita hanyalah merupakan jawaban kita atas anugerah, kasih dan kebaikan Allah kepada kita.
Iman dan perbuatan adalah tanggung jawab orang yang telah dianugerahi, dikasihi dan diselamatkan oleh-Nya. Sebab manusia cerderung lupa diri, lupa Tuhan dan lupa sesamanya. Dalam diri manusia sering terjadi kesombongan atas apa yang diperbuatnya, bahkan juga kesombongan iman atau kesombongan rohani. Padahal sebesar apapun iman dan perbuatan baik manusia, hal itu tidak pernah lebih besar daripada anugerah dan karya Allah kepada manusia. Kasih Allah tidak terbatas, tetapi kasih manusia terbatas.
Karenanya Bpk/Ibu/Sdr yang kekasih, kita yang dikasihi Allah harus selalu sujud syukur pada-Nya. Sujud dengan rendah hati serta beryukur dengan sukacita. Sebab siapakah kita ini sehingga Allah telah lebih dahulu mengasihi kita? “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang – bintang yang Kautempatkan: apakah manusia sehingga, Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mazmur 8: 4 – 5). (MS)