Menghadirkan Keadilan ke dalam Dunia yang Tidak Adil

Oleh: Pdt. Marihot Siahaan

 

Ayat renungan kita adalah: Zakharia 9: 9 – 10

Topik Renungan kita adalah:  Menghadirkan Keadilan Ke Dalam Dunia Yang Tidak Adil

Dengan ayat emas:  “Tetapi, hendaklah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5: 24 TB2)

Bapak Ibu dan Saudara terkasih, sekarang kita berada pada Minggu Advent Kedua, pada hari-hari penantian kedatangan Yesus Kristus. Namun di sana-sini telah ada yang melaksanakan perayaan-pelayanan Natal. Bisa saja ada perasaan yang kontradiktif dalam diri kita tentang kedua hari Gerejawi itu dalam hal pelaksanaannya. Bahkan ada banyak yang memperdebatkannya. Tetapi yang terpenting adalah bahwa kita orang percaya harus benar-benar memiliki sikap siap sedia untuk menyambut kedatangan Kristus dan Dia benar-benar lahir dan hadir dalam hidup kita. Hati kita menjadi palungan dan tahta Kristus dan hidup kita menjadi rumah dan istana bagi Dia Sang Raja Damai dan Raja Adil itu. Jika tidak demikian, maka sia-sialah segala kesibukan, kelelahan dan pengorbanan kita selama Advent dan perayaan-perayaan panjang yang kita ikuti.

Berbicara tentang Natal adalah berbicara tentang damai dan perdamaian. Damai “sejahtera” Allah? yang memperdamaikan Allah dengan manusia dan seluruh ciptaan-Nya dan yang memperdamaikan sesama ciptaan. Itulah juga yang menjadi konteks firman Tuhan yang menjadi renungan kita hari ini. Allah memberitakan damai kepada semua bangsa, tanpa kecuali. Berita itu datang pada waktu umat-Nya dirundung kesedihan dan dilanda penderitaan akibat dosa Israel sendiri dan akibat dari dosa bangsa-bangsa lain. Kejahatan, permusuhan, penindasan dan ketidakadilan menjadi pola dan ritme hidup berbangsa, yang semuanya menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan, terutama bagi masyarakat kecil dan lemah (rayat bolak). Dalam keadaan seperti itu, berita damai menjadi berita besar, kabar yang sangat baik dan memberi penghiburan dan sukacita bagi orang yang terluka dan berduka. Nabi Zakharia tampil dan menyerukan, “Bersorak-soraklah dengan nyaring…!”

Bapak Ibu yang terkasih, perhatikanlah, bahwa damai itu adalah damai yang akan dihadirkan ke tengah-tengah situasi permusuhan dan ketidakadilan. Situasi yang gelap dan sulit. Dan yang menghadirkannya adalah Allah sendiri melalui seorang Raja Damai yang adil dan jaya. Begitulah hakekat damai yang berasal dari Allah, yakni yang dinamakan SYALOM. Damai dari Allah bukanlah sekadar rasa aman dan nyaman, tetapi harus dilandasi kebenaran dan keadilan. Karena di mana ada rasa aman dan nyaman tetapi penindasan terjadi dan kejahatan merajalela, itu adalah penderitaan sempurna. Bukan demikian damai yang dibawa oleh Raja Damai, yaitu Kristus. Damai Allah adalah dimana orang yang berlaku tidak adil akan dilenyapkan, orang tertindas akan dibela haknya, dan orang bertobat akan diampuni.

Bapak Ibu, Allah sendiri tidak pernah merasa aman dan nyaman melihat ketidakadilan dan ketidaknenaran sebagai mana disuarakan dengan nyaring oleh nabi Amos, “Tetapi, hendaklah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5: 24 TB2). Bagi Tuhan, keadilan dan kebenaran lebih berharga dari segala persembahan, nyanyian dan tarian dalam peribadahan. Sebaliknya persembahan, bantuan dan derma dibalik ketidakadilan adalah kejahatan sempurna.  Ibadah sejati adalah jika di dalamnya kebenaran ditegakkan, keadilan dilaksanakan dan kasih dihidupi. Demikanlah seharusnya pemahaman dan penghayatan kita sebagai orang percaya.

Bagaimana kita kini memahaminya? Seharusnya sama. Jika Allah telah berinisiatif menjadi perencana dan pelaksana hadirnya damai yang adil, maka seluruh umat-Nya harus bekerja seturut apa yang dikehendaki Tuhannya. Kita kini bertugas “Menghadirkan Keadilan ke Dalam Dunia yang Tidak Adil”. Orang percaya dan gereja tidak boleh terjerat dan terjebak dalam kamuflase sosial,  ikut terbawa irama menari di atas penderitaan orang lain dan ikut serta mengail di air keruh.

Jika setiap orang percaya memahami dan menghayati bahwa damai sejahtera di atas keadilan adalah visi dan misi Allah, maka keharusan baginya untuk mengadirkannya di dunia ini. Dan kita bisa bayangkan jika seluruh Gereja Batak dan para pemimpinnya memahami visi itu serta melaksanakan misi menghadirkan keadilan ke dalam ketidakadilan di tengah-tengah masyarakat, niscaya damai Natal (Syalom Natal) dan sukacita sorak-sorak Natal akan menjadi suasana, tabiat dan sifat keseharian umat Allah.  Oleh karena itu, marilah kita mengerti, menghayati dan mengerjakan visi dan misi itu. Amen.

 

Marilah kita berdoa:

Ya Tuhan  Yesus, Raja Damai yang adil, tuntun dan kuatkanlah kami senantiasa di dunia ini dengan RohMu yang Kudus, supaya kami menegakkan kebenaran, berlaku adil dan hidup dalam kasih seperti teladan yang sudah Engkau berikan pada kami. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?