Oleh: Susi Rio Panjaitan
Sekolah Minggu adalah suatu istilah yang dipakai untuk merujuk suatu unit pelayanan gereja yang ditujukan bagi warga gereja yang berusia anak. Di Sekolah Minggu anggota jemaat yang berusia anak dilayani oleh orang-orang dewasa yang biasanya disebut Guru Sekolah Minggu. Pada umumnya, Sekolah Minggu diselenggarakan pada hari Minggu, sebelum, selama atau sesudah ibadah orang dewasa berlangsung. Akan tetapi, hal ini sangat tergantung dari kebijakan gereja.
Sekolah Minggu bukan pelayanan tambahan atau pelengkap gereja, dan juga bukan sekedar tempat penitipan anak agar ibadah orang dewasa tidak terganggu. Sekolah Minggu memiliki peran yang penting dan mendasar dalam gereja. Sebagai persekutuan orang-orang yang beriman kepada Allah Tri Tunggal, gereja harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya individu yang berusia anak harus dilayani dengan baik. Gereja tidak boleh abai terhadap pelayanan kepada anak-anak. Sebaliknya, gereja harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak-anak. Sebagaimana halnya Tuhan Yesus Kristus sangat mengasihi dan menerima anak-anak sehingga Ia memberkati anak-anak, demikian jugalah seharusnya gereja bersikap kepada anak-anak.
Sebagai lembaga atau organisasi, agar dapat dikatakan sebagai organisasi yang baik, gereja harus menjalankan dan mengelola organisasinya dengan profesional. Gereja baru dapat dikatakan sebagai lembaga yang profesional jika gereja dapat mengelola Sekolah Minggu dengan baik, dimana pelayanan kepada anak-anak diberikan dengan sebaik mungkin. Selain itu, baik sebagai persekutuan orang-orang yang beriman kepada Allah Tri Tunggal maupun sebagai lembaga atau organisasi, gereja membutuhkan regenerasi. Oleh karena itu, Sekolah Minggu menjadi kebutuhan gereja. Gereja membutuhkan anak-anak untuk kelak menjadi penerus, baik sebagai anggota jemaat yang aktif maupun sebagai pemimpin di gereja. Melalui pelayanan Sekolah Minggu gereja mempersiapkan generasi.
Di Sekolah Minggu, anak-anak belajar tentang ajaran agama, nilai-nilai moral, kisah-kisah dalam Alkitab, dan dasar-dasar iman Kristen. Anak-anak juga dilatih untuk mengasihi sesama, beribadah, memuji dan melayani Tuhan. Ini adalah fondasi penting untuk membentuk karakter dan iman anak. Sekolah Minggu membantu membangun fondasi iman anak, menciptakan dasar yang kuat agar anak-anak memiliki hubungan pribadi Tuhan, dan mendukung perkembangan iman anak.
Sekolah Minggu juga berperan sebagai mitra orangtua dalam mendidik, membentuk karakter, dan menumbuhkembangkan iman anak kepada Tuhan Yesus Kristus. Melalui kegiatan di Sekolah Minggu, anak-anak diperkenalkan kepada komunitas gereja. Ini dapat membangun identitas anak sebagai warga gereja dan melatih anak untuk terlibat aktif dalam kehidupan gerejawi. Dengan demikian, Sekolah Minggu menjadi motor pertumbuhan gereja dalam jangka panjang. Dengan melibatkan anak-anak sejak dini, gereja dapat membentuk warga jemaat yang kompak, setia, serta memiliki ikatan emosional dan spiritual dengan gereja mereka.
Di Sekolah Minggu ada banyak kesempatan dimana anak-anak dilatih untuk mengembangkan bakat mereka, dimana bakat tersebut berguna bagi pelayanan gereja. Banyak pelayan gereja yang berdedikasi lahir, tumbuh dan berkembang dari lingkungan Sekolah Minggu.
Dengan menjadikan pelayanan Sekolah Minggu sebagai pelayanan yang prioritas dan berkualitas, gereja juga menciptakan lingkungan pendidikan iman yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jemaat secara keseluruhan. Ini bukan hanya investasi untuk masa depan anak-anak, tetapi juga investasi untuk kehidupan gereja sebagai komunitas iman. Itulah sebabnya, gereja harus dapat membangun Sekolah Minggu yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana Sekolah Minggu tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah bagi anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai rumah sekaligus sekolah untuk anak.
Sekolah Minggu sebagai Rumah untuk Anak
Sejatinya, rumah bukan sekedar bangunan. Secara umum, rumah adalah tempat tinggal atau tempat perlindungan fisik. Namun, rumah juga memiliki makna emosional, dimana orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, nyaman, dan memiliki rasa kebersamaan. Rumah juga merujuk pada keluarga atau komunitas yang saling mendukung.
Sekolah Minggu harus dapat berfungsi sebagai rumah bagi anak-anak. Jika gereja dapat menciptakan Sekolah Minggu yang berfungsi sebagai rumah bagi anak-anak, maka anak-anak akan merasa nyaman dan aman berada di Sekolah Minggu. Anak-anak akan selalu punya kerinduan untuk datang ke Sekolah Minggu karena di sana mereka akan bertemu dengan orang-orang yang mereka kasihi dan mengasihi mereka, orang-orang yang dapat menerima mereka dengan utuh tanpa mempermasalahan keunikan atau pun keterbatasan mereka, orang-orang yang selalu mendukung, menjaga, melindungi dan membela mereka. Anak-anak akan selalu rindu datang ke Sekolah Minggu karena di sana ada sukacita, keceriaan, dan cinta kasih.
Sekolah Minggu sebagai Sekolah untuk Anak
Sekolah adalah bangunan atau lembaga tempat terjadinya proses pembelajaran. Di sekolah, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga belajar nilai-nilai yang berguna bagi pembentukan karakter mereka. Pada umumnya, di sekolah para siswa juga dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan dan karier di masa depan. Selain itu, sekolah juga berperan dalam membentuk karakter, mengembangkan keterampilan sosial, dan memfasilitasi perkembangan siswa secara holistik. Itulah sebabnya, sekolah harus memiliki guru yang berkepribadian positif, terlatih, terampil, dan berkomitmen untuk mengajar para siswa. Sekolah yang bermutu memiliki kurikulum yang relevan dan fasilitas pembelajaran yang memadai; memberikan perhatian penuh pada aspek karakter dan moral siswa; membantu membentuk nilai-nilai positif dan etika pada siswa; mendorong partisipasi aktif siswa dalam semua kegiatan pembelajaran; memiliki relasi dan komunikasi yang terbuka dengan orangtua siswa, dimana ada kemitraan yang positif antara orangtua dan guru, dan melibatkan para orangtua siswa dalam proses pendidikan anak; melakukan evaluasi berkala terhadap proses dan hasil pembelajaran; serta menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa. Di sekolah yang bermutu, selain berkompeten, peduli, dan memiliki keterampilan mengajar yang baik, di antara guru-guru juga ada komunikasi, kerjasama dan kemitraan yang positif.
Walaupun Sekolah Minggu tidak dapat diartikan secara harafiah sebagai sekolah yang berlangsung di hari Minggu, akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa selain tempat untuk anak-anak beribadah, Sekolah Minggu juga merupakan tempat untuk anak-anak belajar. Ada banyak hal yang diajarkan pada anak-anak di Sekolah Minggu, terutama yang terkait dengan kisah-kisah di Alkitab dan nilai-nilai Kristen. Oleh karena itu, gereja harus dapat membangun Sekolah Minggu sebagai sekolah yang bermutu bagi anak-anak. Sekolah Minggu dapat dikatakan bermutu bukan karena memiliki gedung yang mewah dan bagus, bukan juga karena fasilitasnya yang mahal.
Sekolah Minggu yang bermutu adalah Sekolah Minggu yang memiliki Guru-guru Sekolah Minggu yang berkarakter baik, cakap mengajar, berkomitmen dalam melayani anak-anak, dan dapat menjadi teladan yang baik bagi Anak-anak Sekolah Minggu; memiliki kurikulum yang jelas dan tepat untuk masing-masing kelompok usia Anak Sekolah Minggu; memiliki fasilitas pembelajaran yang tepat walaupun sederhana; ada komunikasi, koordinasi, relasi dan kolaborasi yang elok di antara sesama Guru Sekolah Minggu; ada kemitraan yang positif dengan orangtua Anak Sekolah Minggu; serta ada relasi, komunikasi, koordinasi, kolaborasi, sekaligus kemitraan yang membangun dengan pihak lain di gereja, seperti pendeta, majelis, penatua, dan pelayan gereja lainnya. Dengan demikian, pelayanan di Sekolah Minggu dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan, dan tujuan pelayanan tercapai. (SRP)
Leave a Reply