MANAJEMEN KELAS SEKOLAH MINGGU

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Agar kelas Sekolah Minggu dapat berjalan dengan efektif, maka Guru Sekolah Minggu (GSM) harus memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik. Secara sederhana,  dapat dikatakan bahwa manajemen kelas Sekolah Minggu adalah upaya mengatur segala hal yang terkait dengan pelayanan Sekolah Minggu, agar proses pelayanan di Sekolah Minggu berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi ASM dan GSM, sehingga  tujuan pelayanan tercapai. Itulah sebabnya, GSM harus memiliki berbagai keterampilan dan teknik untuk membuat Anak Sekolah Minggu (ASM) aman, nyaman, gembira, teratur, tertib, fokus, penuh perhatian, aktif, dan produktif selama kelas Sekolah Minggu.

Strategi manajemen kelas Sekolah Minggu yang efektif dapat meminimalkan perilaku ASM yang menghambat proses pembelajaran di kelas Sekolah Minggu, dan meningkatkan perilaku yang bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misalnya: ASM tidak ribut di kelas tetapi terlibat aktif. Dengan manajemen kelas yang baik, maka hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kelas dapat dicegah. Apabila terjadi sesuatu yang mengganggu kelas, maka dapat dengan segera diatasi sehingga tercipta lingkungan kelas yang kondusif dan menyenangkan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas Sekolah Minggu.

Persiapan dan Kesiapan Guru Sekolah Minggu (GSM)

Persiapan yang baik adalah kunci keberhasilan. Agar kelas Sekolah Minggu dapat berjalan dengan baik dan tujuan pelayanan Sekolah Minggu tercapai, GSM wajib mempersiapkan diri dan perlengkapan lainnya dengan baik. Harus jelas siapa yang bertugas. Misalnya: siapa yang bermain musik, MC/Pemimpin Pujian, kolektan, dan siapa yang akan menyampaikan firman Tuhan. Setiap GSM yang bertugas harus menyiapkan mentalnya; menguasai materi pelajaran jika bertugas sebagai pencerita; memastikan diri sehat dan fit; serta menggunakan pakaian, perhiasan, sepatu, parfum, atau riasan wajah yang pantas. Selain itu, harus dipersiapkan juga perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan. Misalnya: ruangan, alat musik, kantong persembahan, dan alat peraga/media pembelajaran.

Memberikan Arahan dengan Tepat

Anak memiliki ciri khas yang unik apalagi saat berkumpul dengan teman-temannya. Misalnya: suka ngobrol, berlari-lari, dan lain-lain. Hal ini dapat membuat mereka kehilangan fokus. Oleh karena itu, GSM harus dapat memberikan arahan dengan tepat. Sikap tegas dari GSM dibutuhkan, tetapi tidak boleh kasar, membentak, apalagi melakukan kekerasan.

Mengatur Posisik Duduk ASM

Posisi duduk dapat memengaruhi suasana kelas. GSM harus dapat memilih posisi duduk ASM yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Misalnya: duduk melingkar di tikar/karpet, duduk di kursi dengan bentuk lingkaran atau huruf “U”, atau duduk berkelompok. Posisi duduk yang tepat dapat membuat GSM lebih menguasai kelas sehingga kelas tetap tertib walaupun meriah.

Kesepakatan dan Peraturan

Kesepakatan dan peraturan mencakup apa yang harus dilakukan oleh ASM, apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukakan ASM selama proses belajar, termasuk kesepakatan lain, misalnya konsekuensi dan hadiah. Misalnya: ketika ASM bercerita, maka semua ASM harus diam mendengarkan. ASM boleh bertanya atau mengatakan sesuatu ketika ASM bercerita/berbicara, tetapi harus terlebih dahulu mengangkat tangan. Sangat baik melibatkan ASM dalam membuat peraturan atau kebijakan kelas. Hal ini dapat membuat anak merasa dihargai dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada anak.

Dekorasi Ruangan

Ruangan kelas yang bersih, indah dan menarik dapat membuat ASM dan GSM menjadi nyaman dan betah di kelas. Dekorasi kelas dapat dibuat dengan tema per bulan atau tema-tema tertentu yang dibuat dengan menggunakan sumber-sumber yang ada di sekitar. Misalnya: tumbuh-tumbuhan, batu-batu, kertas dan lain-lain. Bisa juga menggunakan karya anak-anak. Selain indah, dengan menggunakan karya ASM, dapat membuat mereka menjadi bangga dan semakin bersemangat. Dekorasi harus diperhatikan agar tidak membuat konsentrasi anak terganggu.

Ruang Kelas yang Nyaman dan Aman

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, ASM membutuhkan ruang kelas yang aman dan nyaman. Ruangan yang aman dan nyaman dapat membuat anak berkonsentrasi mengikuti semua kegiatan di kelas. Misalnya: lantainya bersih dan tidak licin;  suhu ruangan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin; tidak dekat dengan suara yang ribut seperti jalan raya;  tidak terlalu besar tetapi tidak terlalu kecil; tidak banyak perabotan; bagian-bagian tertentu dari kursi dan meja dipastikan tidak tajam; dan mainan yang tersedia di kelas dipastikan tidak berbau, tidak beracun, tidak tajam dan tidak terlalu kecil. Hal ini membuat anak tetap aman. Memang GSM harus mengawasi  dan menghindarkan anak dari perilaku memasukkan mainan ke dalam mulut. Akan tetapi, ada kalanya hal tersebut tidak terhindarkan. Jika mainannya aman, walaupun dimasukkan ke dalam mulut, anak tetap aman.

Materi Pembelajaran yang Merangsang Perkembangan Anak

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam manajemen kelas Sekolah Minggu adalah materi pembelajaran. Materi harus tepat, sesuai dengan usia dan perkembangan anak. GSM harus mempu melihat “sudut mana” dari suatu kisah dalam Alkitab yang tepat untuk suatu kelompok usia anak. Misalnya: “Kisah Yusuf dan Istri Potifar”. Pada anak Kelas Balita tentu tidak tepat jika membahas soal perzinahan.

Media Pembelajaran yang Tepat

Media pembelajaran atau yang dikenal oleh banyak GSM dengan sebutan alat peraga bertujuan untuk menarik minat anak dan memudahkan mereka untuk memahami apa yang disampaikan oleh GSM. Oleh karena itu media pembelajaran harus tepat. Selain itu, ASM, terutama yang masih kecil, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini membuat mereka ingin melihat dari dekat bahkan ingin menyentuhnya. Jangan sampai, karena tidak boleh melihat dari dekat atau tidak boleh menyentuh alat peraga, membuat anak menangis dan kelas menjadi kacau.

Kurikulum dan Silabus yang Tepat

Kurikulum dapat diartikan sebagai rencana pembelajaran Sekolah Minggu secara keseluruhan, sedangkan  silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelas tertentu. Kurikulum berisi materi yang akan diberikan pada setiap kelas. Biasanya, kurikulum Sekolah Minggu disusun oleh sinode, yang disusun berdasarkan jenjang kelas (kelompok usia) di Sekolah Minggu. Misalnya: Kelas Batita (0 – sebelum 3 Tahun), Kelas Balita (3 – sebelum 5 Tahun), Kelas Kecil (5 -7 Tahun) Kelas Tanggung (8 – 10 Tahun), Kelas Besar (11 -12 Tahun). Kurikulum memuat topik-topik yang akan dipelajari di masing-masing jenjang. Setiap topik disertai dengan nats Alkitab.

Banyak gereja menggunakan “Kalender Gerejawi” sebagai panduan memilih topik pembelajaran. Silabus Sekolah Minggu disusun oleh GSM berdasarkan kurikulum, yang disesuaikan dengan kondisi gereja dan ASM. Jika sinode belum membuat kurikulum Sekolah Minggu, maka GSM dapat menggunakan almanak gereja sebagai pedoman. Silabus berisi: Nama Kelompok/Kelas Sekolah Minggu; Durasi Pembelajaran; Minggu (Waktu); Topik ; Nats Alkitab; Tujuan Pembelajaran; Media Pembelajaran; Metode Pembelajaran; Nyanyian; Ayat Emas; Ruang Belajar; Aktivitas Pendukung; Pengalaman Belajar ASM; Kriteria Penilaian; Nama GSM; dan Evaluasi.

Daya Kreatif GSM

Pada umumnya rentang konsentrasi anak singkat dan mereka mudah bosan. Jika anak merasa bosan atau konsentrasinya terganggu, maka kelas Sekolah Minggu akan terganggu. Oleh karena itu, GSM harus kreatif agar dapat menarik minat dan fokus ASM. Misalnya: mengenakan konstum tertentu sesuai dengan topik; membuat mahkota dari kertas untuk digunakan anak saat bercerita tentang suatu topik yang mengandung unsur mahkota, dan lain-lain.

Aktivitas di Kelas

Selain dapat membantu anak lebih mudah memahami apa yang diajarkan GSM, aktivitas di kelas dapat membuat memori anak lebih panjang dan lama. Aktivitas juga dapat membuat anak menjadi lebih gembira, tenang, tidak bosan. Dengan demikian, kelas Sekolah Minggu jadi menyenangkan dan tertib.

Metode Pembelajaran

GSM yang baik mampu memilih dan menguasai berbagai metode pembelaran. Masing-masing kelas/kelompok ASM dan topik membutuhkan metode pembelajaran yang berbeda. Misalnya: “Kisah Daud dan Goliat” dapat disampaikan di kelas Balita dengan metode bermain peran (role play), di kelas tanggung (3-4 SD) metode menonton dan diskusi film, dan di kelas besar (5-6 SD) disampaikan dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan presentasi.

Gaya Mengajar

Bagaimana gaya ASM akan memengaruhi situasi di kelas. Ada yang suka mengucapkan kata atau huruf tertentu walaupun tidak terlalu penting, seperi “e”, “jadi”; terlalu banyak bergerak; berdiri tegak di depan kelas;  dan lain-lain. Gaya mengajar GSM dapat membuat ASM tertarik dan fokus, tetapi dapat juga membuat anak terganggu dan bingung. Oleh karena itu, GSM harus dapat memilih gaya mengajar yang tepat.

Buku Data ASM

Buku Data ASM berguna sebagai sumber informasi bagi GSM untuk mengenal dan memahami anak-anak layannya. Buku ini juga berguna sebagai sumber data bagi gereja.

Buku Daftar Hadir ASM

Buku Daftar Hadir ASM banyak fungsinya. Dengan adanya buku ini, GSM dapat mengetahui siapa yang hadir, siapa yang tidak hadir dan mengapa ia tidak hadir. Ini dapat menjadi sumber data bagi Sekolah Minggu dan gereja untuk bahan evaluasi dan pengembangan pelayanan.

Buku Komunikasi

Buku Komunikasi dibuat untuk setiap ASM, yang merupakan buku komunikasi antara GSM dan orangtua ASM. Berisi tentang kondisi dan peran serta ASM selama kelas Sekolah Minggu berlangsung. Buku komunikasi diisi oleh GSM. Orangtua diminta untuk memberi umpan balik/respon (feedback) berupa paraf tanda telah membaca dan memahami apa yang ditulis di situ. Orangtua juga dapat menggunakan buku itu untuk mengkomunikasi kondisi ASM kepada GSM. Apa yang ditulis oleh orangtua di Buku Komunikasi wajib dibaca dan diparaf oleh GSM. Selain dapat saling tahu kondisi anak, informasi yang tertulis di buku ini dapat menjadi data untuk mengembangkan pelayanan kepada ASM dan keluarga ASM.

Buku Laporan

Buku Laporan dibuat oleh GSM untuk setiap kelas. Berisi semua hal terkait pelayanan Sekolah Minggu setiap minggu. Misalnya: siapa saja ASM yang masuk; siapa yang tidak masuk dan mengapa tidak masuk; siapa GSM yang hadir dan bertugas; peristiwa yang unik hari itu; dan lain-lain. Buku Laporan berguna untuk evaluasi dan rancangan pembelajaran Sekolah Minggu selanjutnya dan pengembangan Pelayanan Sekolah Minggu. (SRP)

× How can I help you?