TAHUN BARU, TANTANGAN BARU Dan HARAPAN BARU

Oleh: Pdt. Marihot Siahaan

Topik Renungan kita adalah:  TAHUN BARU, TANTANGAN BARU Dan HARAPAN BARU

Dengan ayat emas:  “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!  “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” (Ratapan 3: 22 – 23)

Bapak,Ibu dan Saudara terkasih, kita sedang berada pada minggu-minggu setelah Epifanias, yang mengingatkan bahwa Yesus telah tampak jelas dan nyata bagi mereka yang menantikan-Nya. Kita juga masih dalam suasana Tahun Baru atau sedang berada pada langkah-langkah awal di tahun 2024 ini.  Alangkah baiknya, jika kita saling menyapa dengan semangat, “SELAMAT TAHUN BARU!”

Pada tahun 2023 yang lalu, dengan segala dinamika dan pernak-perniknya, kita pasti mengalami suka atau duka, kemujuran atau pergumulan. Sebagai orang beriman, ketika mendapat kemujuran hendaknya jangan lupa Tuhan, dan ketika mengalami pergumulan tetaplah mengingat Tuhan. Karena jika demikian, maka dalam segala keadaan kita akan bergantung, bersandar dan berharap kepada Tuhan.  Hal ini sangat penting dimiliki orang beriman, supaya imannya tidak luntur oleh keadaan, entah itu suka maupun duka, entah porsi besar atau sedikit.

Jika kita yakin bahwa Tuhan ada dekat dan dipihak kita sepanjang tahun 2023, maka Tuhan yang sama juga akan menyertai dan memberkati kita sepanjang tahun 2024 ini. Itulah iman yang hidup. Sudah tidak perlu lagi dijelasakan, karena kita sudah tahu bahwa hari-hari dan tahun-tahun kehidupan kita selalu diwarnai oleh tantangan dan cobaan di satu sisi dan kesempatan serta peluang di sisi lain. Tetapi sebagai orang yang beriman kepada Allah di dalam Kristus, kita tidak bisa terlalu kawatir, karena di dalam segala sesuatu rencana Tuhan ada. Lebih lagi bahwa dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita di dunia ini, Dia selalu ada. Tangan Tuhan tidak kurang panjang menyertai, menopang dan memberkati kita. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!  “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” (Ratapan 3: 22 – 23) Demikian kata firman Tuhan.

Konteks firman Tuhan yang menjadi renungan kita hari ini adalah  penderitaan Israel yang diakibatkan kemarahan Tuhan atas dosa mereka. Namun di balik itu, kasih setia Tuhan tidak pernah menutup pintu bagi umat-Nya. Kasih Tuhan senantiasa menantikan pertobatan anak-anak-Nya. Sungguh Allah memang menghajar umat-Nya, tetapi tujuannya adalah untuk mengajar mereka tentang yang baik dan benar.

Jika dalam pergumulan dan penderitaan Tuhan senantiasa setia, maka dalam situasi keberuntungan dan kemujuranpun Allah pasti setia menuntun anak-anak-Nya. Itulah kiranya menjadi keyakinan dan pengharapan kita di tahun 2024 sesuai dengan topik renungan kita, “TAHUN BARU, TANTANGAN BARU & HARAPAN BARU.”

Bapak Ibu yan terkasih, sesungguhnya sebagai gereja keadaan kita tidak baik-baik saja. Di samping banyak masalah yang terjadi di internal: suburnya ajaran sesat, persaingan yang tidak sehat antar denominasi, terjadinya perebutan jabatan di gereja, banyaknya “hamba” yang menjadi hamba uang dan jabatan,  dan adanya perang dingin  antar pribadi dan kelompok yang selalu mengancam perpecahan.

Dari dari eksternal, kita tidak boleh menganggap remeh: daerah yang kita sebut kantong kekristenan sudah nyata menjadi sasaran dari saudara kita yang beda iman yang didukung oleh logistik yang sangat besar dan sistem yang sistemik. Sadar atau tidak, politik kekristenan kita sekarang ini sedang dalam keadaan kocar-kacir dan semakin melemah. Ditambah lagi, suasana politik yang sedang hiruk-pikuk menjelang Pemilu bulan Februari yang akan datang. Semua pihak menawarkan visi misi yang manis. Namun visi misi yang manis itu belum tentu semanis yang kita bayangkan sebagai gereja dan warga Negara. Sangat mungkin visi misi para kandidat hanya visi misi kekuasaan, keuangan dan keagamaan untuk lima tahun.

Semuanya itu akan mempengaruhi gereja sekaligus menjadi tantangan. Jika gereja tidak menyadarinya dan tidak mampu menghadapinya, dengan kata lain gereja tidak tahu dan tidak mampu bersikap, maka gereja sadar atau tidak sedang menambah masalahnya sendiri. Tetapi melalui firman Tuhan hari ini, kita tidak boleh putus asa. Sebab Tuhan setia menyertai dan menolong kita. Rakmat-Nya selalu baru tiap tahun dan tiap keadaan. Dengan pertolongan Tuhan, kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (lihat Matius 10: 16), supaya gereja jangan hanya menjadi penonton yang diperdaya atau sebagai alat permainan belaka.

Dengan rahmat Tuhan, gereja harus siap dan mampu menghadapi tantangan. Lebih dari itu gereja harus manghadirkan diri menjadi garam dan terang di tengah kehambaran dan kegelapan sosial. Dengan demikian gereja dapat berdampak dan beribawa di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara. Kiranya Tuhah Yesus yang Mahakasih melayakkan gereja-Nya untuk visi misi itu. Amin. (MS)

× How can I help you?