Oleh: Susi Rio Panjaitan
Berdoa berarti berbicara dan berkomunikasi dengan Tuhan. Sebagaimana halnya berkomunikasi dengan orang lain, berkomunikasi dengan Tuhan berarti berbicara kepada Tuhan tentang apa yang dirasakan, dialami, dilihat, didengar, sekaligus menyampaikan isi hati dan pikiran kepada Tuhan. Berdoa juga berarti mendengar suara Tuhan. Berdoa adalah cara yang tepat untuk terhubung dengan Tuhan sehingga relasi dengan Tuhan terbangun dan kita menjadi dekat dengan Tuhan.
Anak adalah individu yang sedang dalam proses perkembangan spiritual. Oleh karena itu, mengajar anak berdoa bermanfaat bagi perkembangan spiritualnya. Dengan berdoa anak akan terlatih berkomunikasi dengan Tuhan, selalu terhubung dan semakin dekat dengan Tuhan, memahami kehendak Tuhan, dan bertumbuh dalam imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya sangat penting dan baik untuk mengajar anak berdoa sejak dini.
Belajar Berdoa sejak Dini
Tidak ada kata terlalu cepat untuk mengajar anak berdoa. Semakin dini semakin bagus, bahkan ketika anak masih dalam kandungan. Ilmu pengetahuan dan Alkitab sudah menunjukkan bahwa janin sudah bisa berespon walaupun masih berada dalam kandungan. Dalam Lukas 1:41 tertulis: “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus.” Jadi, ajarlah anak berdoa sejak dini. Perkataan: “Mari sayang kita berdoa!”, sambil membantu melipatkan tangannya sudah merupakan langkah konkrit mengajar anak berdoa. Pada saat demikian kemungkinan besar anak akan hanya menatap kepada orang atau orang-orang yang sedang berdoa lalu berceloteh khas bayi. Itu tidak masalah. Itu merupakan tahap awal anak belajar berdoa.
Ajarkan kepada Anak tentang Siapa Tuhan
Mengajarkan Tuhan kepada anak kecil tentu belum perlu menggunakan berbagai teori teologi. Cukup memberi tahu Tuhan kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Ia sangat mengasihi kita dan sangat baik kepada kita. Tuhan Yesus senang kalau kita berdoa kepadanya. Untuk hal yang lebih dari itu, tentu penjelasannya harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.
Ajarkan kepada Anak Apa itu Doa
Penjelasan tentang doa dapat disampaikan kepada anak dengan sederhana. Secara sederhana doa dapat diartikan sebagai bercakap-cakap dengan Tuhan. Walaupun kita tidak dapat mendengar suara Tuhan secara audible, bukan berarti Tuhan tidak dapat mendengar dan tidak bisa berbicara. Jadi, sekalipun anak tidak mendengar suara Tuhan sebagaimana halnya ia dapat mendengar suara orangtuanya, anak harus terus didorong dan dilatih untuk berdoa.
Ajarkan kepada Anak Mengapa perlu Berdoa
Awalnya anak mungkin tidak memahami apa itu doa dan mengapa perlu berdoa. Tidak masalah. Otak anak masih dalam proses perkembangan. Seiring dengan kematangan otaknya, ia akan mampu berpikir dan memahami lebih baik. Di usianya yang masih sangat kecil, anak perlu memahami bahwa berdoa artinya mengucap terima kasih kepada Tuhan. Anak kecil memahami (karena diajarkan tentunya) bahwa ia harus mengucap terima kasih kepada orang yang sudah memberinya sesuatu. Beri tahu anak bahwa semua yang ia miliki seperti makanan, mainan, es krim dan lain-lain berasal dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesuslah yang memberikan itu. Oleh karena itu, ia harus berdoa untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Jadi, doa anak tidak perlu panjang-panjang, cukup dua atau tiga kalimat. Doa yang pendek akan memudahkan anak dalam mengucapkan doanya. Selain itu, rentang konsentrasi anak masih pendek, jadi ia tidak akan dapat bertahan pada doa yang panjang. Jika doanya pendek dan ia berhasil mengucapkan doanya sampai selesai, ia tidak akan “kapok” berdoa. Lain kali ia akan mau berdoa dan menjadi senang berdoa. Jika ia sudah menguasai doanya yang berisi ucapan terima kasih kepada Tuhan, maka bisa diperpanjang dengan satu kalimat lagi, misalnya yang berisi permohonan berkat. Yang paling penting untuk ditanamkan pada anak adalah berdoa tidak semata-mata untuk meminta ini dan itu kepada Allah dan juga bukan sekedar ritual, tetapi komunikasi dan relasi dengan Tuhan.
Tanamkan Keberanian kepada Anak untuk Berdoa
Bisa saja anak tidak tahu apa yang harus ia katakan ketika berdoa, sekali pun sebetulnya ia sudah lancar berbicara dan senang berbicara. Jadi ia tidak berani atau malu berdoa. Ini bukanlah hal yang aneh. Sebagai solusi, anak bisa dipandu untuk berdoa. Jadi, anak mengulangi apa yang diucapkan oleh orang yang memandunya. Lama-lama keberanian anak akan muncul. Ia akan dapat berdoa dengan baik.
Ajarkan kepada Anak Sikap dalam Berdoa
Sikap dalam berdoa tidak semata-semata soal menutup mata, menundukkan kepala dan melipat tangan. Yang terpenting dalam berdoa adalah sikap hati si pendoa. Harus yakin bahwa Tuhan baik dan pasti akan merespon semua doa yang dinaikkan kepada-Nya. Akan tetapi, respon itu adalah yang sesuai dengan kehendak-Nya. Jika anak yakin bahwa Tuhan mendengar doanya, maka ia akan bersemangat berdoa.
Ajarkan kepada Anak Apa yang Disampaikan dalam Doa
Seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya berbagai aspek perkembangan anak, maka pada anak perlu diajarkan tentang apa saja yang dapat disampaikan kepada Tuhan melalui doa. Apa pun bisa anak sampaikan kepada Tuhan, baik yang ia rasakan, alami, pikirkan dan inginkan. Sesungguhnya, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Sekalipun kita belum mau atau tidak mau menceritakannya kepada Allah, Ia sudah tahu karena Ia Mahatahu. Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus Kristus dapat dijadikan sebagai pedoman untuk belajar.
Beri Dukungan terhadap Anak
Dalam berdoa pun anak harus didukung. Misalnya: saat berdoa, ia lupa bahkan salah mengucapkan kata. Ada kalanya kita yang mendengar merasa geli dan lucu sehingga terpancing untuk tertawa. Sebaiknya jangan tertawa! Jika ditertawakan, anak akan menjadi malu, sedih dan tidak mau lagi berdoa. Apapun yang ia katakan dalam doanya, karena ia masih kecil, terima saja. Allah pasti memahami hal tersebut. Ucapkan saja kata positif sebagai bentuk dukungan kepadanya.
Latih Anak untuk Berdoa bagi Orang Lain
Seiring dengan terbiasanya anak berdoa dan kemampuannya yang semakin berkembang, maka anak perlu diajar berdoa untuk orang lain. Misalnya untuk orangtuanya; kakak-adiknya; kakek-neneknya; sepupunya; om-tantenya; teman-temannya; gurunya; dan lain-lain.
Latih Anak dalam Berdoa Bersama
Dalam kehidupan orang Kristen, berdoa tidak semata-mata sendiri. Ada waktu dimana harus berdoa bersama. Pada saat itu, ada orang yang memimpin dalam berdoa, atau beberapa atau semua orang berdoa secara bergantian. Ketika orang lain yang berdoa, mungkin saja anak berpikir ia tidak perlu dalam sikap berdoa (melipat tangan, menutup mata dan menunduukan kepala), sehingga ia sibuk memandangi orang-orang atau bahkan menyeletuk. Oleh karena itu, anak juga perlu diajarkan berdoa bersama.
Latih Anak Memimpin Berdoa
Anak juga perlu dilatih untuk memimpin berdoa bersama. Misalnya: memimpin doa ketika makan bersama. Ini baik untuk perkembangan anak. Selain ia dilatih untuk tampil di depan orang, ia juga dilatih untuk perduli dan bersepakat dalam doa dengan orang lain.
Jadilah Teladan dalam Kehidupan Doa
Berdoa bukan sekedar melipat tangan, menutup mata dan menundukkan kepala lalu mengucapkan beberapa kalimat. Berdoa adalah berkomunikasi dan berelasi dengan Tuhan. Komunikasi dan relasi yang harmonis tentu menghasilkan buah yang baik. Demikian juga halnya dengan berdoa. Anak harus dapat melihat dampak berdoa dalam kehidupan kita. Kita harus dapat menjadi teladan bagi anak dalam kehidupan doa. (SRP)