Oleh: Susi Rio Panjaitan
Perselingkuhan adalah tindakan terlarang dimana ada ketidaksetiaan dalam sebuah hubungan, terutama dalam konteks perkawinan atau hubungan monogamis yang dianggap eksklusif. Ini terjadi ketika salah satu dari pasangan terlibat dalam hubungan romantis atau seksual dengan orang lain di luar hubungan mereka yang sah. Perselingkuhan melanggar kepercayaan, kesetiaan, dan komitmen yang diharapkan dalam sebuah hubungan, yang mengakibatkan keretakan emosional dan seringkali berakhir dengan perceraian.
Dalam perspektif iman Kristen, perselingkuhan dipandang sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip moral dan ajaran agama. Kristus mengajarkan kesetiaan dan komitmen dalam hubungan perkawinan, serta melarang perbuatan-perbuatan yang melanggar ikatan suci antara suami dan istri. Alkitab secara jelas menegaskan pentingnya kesetiaan dalam perkawinan. Misalnya, dalam Maleakhi 2:15 tertulis: “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri dari masa mudanya.” Dan dalam Ibrani 13:4 tertulis: “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” Ajaran Kristen memang menekankan pengampunan, namun bukan berarti perselingkuhan diperbolehkan atau dianggap remeh. Sebaliknya, perselingkuhan dipandang sebagai dosa yang memerlukan pertobatan dan perbaikan hubungan dengan Allah dan pasangan.
Dampak perselingkuhan dalam iman Kristen juga mencakup konsekuensi spiritual, karena perselingkuhan adalah pelanggaran terhadap hubungan yang diberkati oleh Allah. Perselingkuhan merusak hubungan seseorang dengan Tuhan. Kesetiaan dalam perkawinan adalah cermin dari hubungan Kristus dengan gereja-Nya, dimana hubungan tersebut adalah hubungan yang suci dan tak terpisahkan. Oleh karena itu, perselingkuhan dipandang sebagai tindakan yang merusak hubungan seseorang dengan Allah dan pasangannya.
Selain itu, perselingkuhan juga berdampak buruk bagi perkembangan anak. Jika orangtuanya berselingkuh, baik ayah atau pun ibu, maka akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan anak. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut:
Gangguan Psikologis
Perselingkuhan orangtua dapat menyebabkan gangguan psikologis pada anak. Anak akan mengalami ketidakamanan emosional karena perasaan kepercayaan dan stabilitas keluarga terganggu. Mereka merasa ditinggalkan atau tidak dicintai. Pada anak akan muncul rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan orangtua. Mereka mungkin berpikir bahwa merekalah penyebab terjadinya perselingkuhan, meskipun sebenarnya itu adalah masalah antara orangtua. Gangguan psikologis dapat muncul dalam bentuk kecemasan, ketakutan, rasa malu yang berlebihan, rendah diri, marah, kecewa, bingung, kesedihan, dan depresi.
Masalah Perilaku
Perselingkuhan orangtua dapat menyebabkan terjadinya masalah perilaku pada anak. Konflik, ketidakamanan dan ketidaknyamanan dalam keluarga akibat perselingkuhan dapat menciptakan stres pada anak. Stres mengakibatkan anak melakukan perilaku yang tidak sehat. Misalnya: berkelahi, merusak, berbohong, merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba, mengkonsumsi pornografi, menggunakan gawai secara tidak sehat dan berlebihan, memberontak, menarik diri dari keluarga dan teman-teman, kebut-kebutan, dan melakukan seks bebas.
Krisis Identitas
Perselingkuhan orangtua dapat menimbulkan krisis identitas pada anak. Perselingkuhan memunculkan berbagai pertanyaan tentang nilai-nilai dan moralitas. Anak akan berpikir bahwa ia bukan pribadi yang baik karena ia berasal dari orangtua yang tidak setia. Pelanggaran norma moral yang dilakukan oleh orangtuanya akan membuat anak sulit membentuk pandangan positif tentang dirinya sendiri.
Kehilangan Kepercayaan dan Tidak Respek kepada Orangtua
Perselingkuhan orangtua dapat menyebabkan anak kehilangan kepercayaan dan tidak respek terhadap orangtua. Anak akan merasa bahwa orangtuanya tidak dapat dipercaya, tidak dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan tidak dapat dijadikan teladan. Anak juga dapat kehilangan rasa hormat terhadap orangtua karena anak menganggap orangtua melakukan tindakan yang tidak bermoral atau tidak etis.
Hubungan antara Orangtua dan Anak menjadi Rusak
Hilangnya kepercayaan anak kepada orangtua dan rasa tidak respek yang muncul akibat perselingkuhan yang dilakukan orangtua mengakibatkan rusaknya hubungan antara orangtua dan anak. Rasa tidak nyaman dan berbagai emosi negatif yang muncul pada anak akan menimbulkan ketegangan dan konflik antara orangtua dan anak. Hal ini mengakibatkan komunikasi yang buruk dan membuat hubungan antara orangtua dan anak menjadi rusak.
Pembelajaran dan Contoh yang Salah
Perselingkuhan orangtua memberikan pembelajaran dan contoh yang salah kepada anak. Perselingkuhan adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai moral, etika dan perintah Tuhan. Anak memperoleh pembelajaran yang salah tentang kesetiaan, kejujuran, dan integritas, padahal orangtua seharusnya menjadi figur teladan nilai-nilai tersebut. Selain itu, pada anak akan muncul pemahaman yang salah terkait hubungan suami istri. Ini akan berdampak negatif pada perkembangan nilai-nilai dan pandangan anak tentang moralitas dan integritas.
Masalah dalam Hubungan Sosial
Perselingkuhan orangtua dapat memberikan dampak negatif pada hubungan sosial anak. Trauma akibat perselingkuhan orangtua membuat anak sulit membuka hati dan mempercayai orang lain. Selain itu, perselingkuhan orangtua dapat membuat anak merasa malu dan rendah diri. Ini dapat membuat anak merasa terisolasi atau dengan sengaja menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Anak akan kesulitan membangun koneksi sosial karena takut mengalami pengkhianatan atau kekecewaan. Perselingkuhan orangtua memberikan contoh hubungan yang tidak sehat kepada anak. Anak mungkin akan meniru pola perilaku orangtua. Hal ini akan memengaruhi kualitas hubungan sosial anak. Selain itu, anak akan kesulitan dalam menangani konflik interpersonal. Menjadi cenderung menghindari konfrontasi atau sebaliknya, menjadi agresif dalam upaya melindungi diri. Perselingkuhan menciptakan perpecahan dalam keluarga dan mengurangi dukungan sosial yang seharusnya diterima oleh anak. Hal ini berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional anak sehingga anak tidak mampu membangun hubungan sosial yang positif.
Konflik dalam Keluarga
Perselingkuhan menyebabkan konflik dalam keluarga. Suasana rumah menjadi tidak stabil, tidak aman, dan tidak nyaman.
Skeptis terhadap Perkawinan
Perselingkuhan orangtua dapat membuat anak menjadi skeptis terhadap perkawinan. Anak akan kehilangan kepercayaan pada konsep kesetiaan dalam perkawinan. Mereka berpikir bahwa setiap perkawinan memiliki potensi untuk dihancurkan oleh ketidaksetiaan, menjadi skeptis terhadap janji suci perkawinan, dan menganggap bahwa janji itu dapat dilanggar dengan mudah. Perselingkuhan dapat membuat anak menjadi takut dan enggan terlibat dalam hubungan serius, dan tidak mau menikah. Ini terjadi karena khawatir akan mengalami rasa sakit dan kekecewaan.
Berperilaku Seksual Menyimpang
Perselingkuhan yang dilakukan orangtua dapat berdampak serius pada perkembangan emosional dan perilaku anak. Ini bisa memicu sejumlah masalah, termasuk dalam hal perilaku seksual, dimana anak melakukan perilaku seksual yang menyimpang.
Masalah Akademis
Perselingkuhan orangtua dapat membuat terjadinya ketidakstabilan finansial yang beromas pada anak, membuat anak mengalami gangguan emosional, kurang mendapat dukungan dan pengawasan dari orangtua, terjadinya perubahan lingkungan keluarga, dan masalah kesejahteraan mental. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi, semangat, dan proses akademis anak.
Dampak perselingkuhan orangtua sangat kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Itulah sebabnya, orangtua harus memikirkan masak-masak dampak setiap keputusannya terhadap anak sebelum bertindak. Anak yang mengalami dampak perselingkuhan orantua harus ditolong. Pemberian dukungan emosional baik melalui konseling keluarga maupun dukungan individual dapat membantu anak dalam mengatasi berbagai dampak yang diakibatkan oleh perselingkuhan orangtua. (SRP)