SINGKONG PENGHIBURAN

Oleh: Pdt. Marihot Siahaan

Setiap hari saya takjub melihat pohon singkong ini. Ia tumbuh di pekarangan rumah gereja tempat saya melayani. Dia tumbuh di tanah berbatu besar – besar dan di bawah pohon – pohon yang lumayan besar. Pada awal ditanam dan tumbuh, ia tampak menderita dengan daunnya kekuning – kuningan. Kerdil didesak akar – akar dan terlindung dari matahari oleh daun pohon – pohon yang mengelilinginya. Namun perlahan tapi pasti ia bergerak tumbuh melewati hambatan berat. Sudah tentu dahannya bengkok – bekok karena situasi kondisi sekitarnya. Namun kini walau bengkok – bengkok, dahannya sangat besar dan panjang – panjang merambat. Daunnya juga hijau lebat. Saya hitung, ada lebih 12 cabangnya. Luar biasa. Satu perjuangan yang berat dengan hasil yang luar biasa. Tentu semuanya ada di bawah tangan Tuhan yang memeliharanya. Saya suka tersenyum dibuatnya. Karena seakan menggambarkan perjuangan seorang pelayan Tuhan. Termasuk saya. Juga Paulus. Sehingga dia berkata,

“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” (2 Korintus 4: 8 – 9) dan ” Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12: 8 – 9)

Ya. Pohon ini adalah “singkong penghiburan” bagi saya. Saya tiap hari tersenyum dan bersyukur karenanya. Tuhan telah memberkatinya menjadi berkat bagi saya dan orang – orang yang punya kesempatan memperhatikannya.

Terpujilah Tuhan. Amen. (MIIS)

 

× How can I help you?