Oleh: Pdt. Marihot Siahaan
Ayat renungan kita adalah: Mazmur 104: 24 – 31
Topik Renungan kita adalah: MEMANDANG DANAU TOBA MELIHAT KEBESARAN TUHAN SANG PEMILIK
Dengan ayat emas:
“Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!” (Mazmur 104: 31)
Manusia hidup dalam dunia milik Tuhan. Pada hakekatnya Tuhan menempatkan manusia di bumi ini adalah untuk menikmati, memelihara dan mengelolanya sesuai maksudNya, yakni untuk kabaikan manusia dan untuk kemuliaan-Nya.
Namun manusia cenderung lari dari yang dimaksud Tuhan. Hal ini sudah terjadi sejak zaman Adam dan Hawa hingga sekarang. Alhasil manusia cenderung memperlakukan bumi, alam dan lingkungan sekitar dengan semena–mena. Bumi dan alam dijadikan objek ekploitasi oleh manusia dan akibatnya terjadi kerusakan alam dari yang ringan sampai ekstrim.
Sikap seperti itu juga terjadi di sekitar kita, tidak terkecuali sikap dan perlakuan terhadap Danau Toba dan kawasan sekitarnya. Kerusakan terjadi di semua aspek, dalam skala kecil maupun besar. Dari sisi iman, hal itu terjadi karena banyak yang lupa bahwa Danau Toba adalah bukti dari kebesaran Tuhan sebagai Sang Pencipta dan Pemilik.
Seharusnya setiap orang menyadari dan mengakui bahwa Danau Toba adalah berkat Tuhan yang istimewa bagi masyarakat sekitar, bangsa dan dunia. Karena jika demikian, setiap orang akan dengan sukacita menikmati, memelihara dan mengelolanya untuk kebaikan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan.
Itulah yang disaksikan dan diserukan oleh renungan kita hari ini. Pemazmur mengajak kita untuk melihat bumi, alam dan segala isinya sebagai hasil dari rencana dan rancangan Allah yang Dia wujudkan sendiri dalam karya-karya besar. Dan semua itu harus ditujukan untuk kemuliaan-Nya. Sehingga pemazmur berkata, “Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!” (Mazmur 104: 31)
Bapak Ibu, ibadah, doa dan diskusi hari ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Reformasi Gereja Ke-507 (31 Oktober 1517 – 31 Oktober 2024). Martin Luther dan kawan-kawan dengan gerakan reformasinya mengajak orang Kristen dan gereja menyadari kesalahan dan kekeliruan yang telah membuat banyak kerusakan dalam praktek hidup orang beriman saat itu. Reformasi saat itu telah membawa dampak dan perubahan secara luas, baik terhadap kehidupan bergereja, bermasyarakat dan bernegara.
Berkaitan dengan alam dan lingkungan hidup, Martin Luther pernah berkata, “God writes the Gospel not in the Bible alone, but also on the trees, and in the flowers and clouds and stars” (Allah menulis Injil tidak hanya di dalam Alkitab, tetapi juga pada pohon-pohon, bunga-bunga, awan-awan dan bintang-bintang).
Dari perkataan itu, Luther mau mengajak orang beriman untuk menyadari, mempercayai dan mengaku bahwa Allah Tritunggal hadir pada dan ada dalam bumi serta alam. Sebab Dia adalah Sang Pencipta yang memiliki dan menjaganya.
Bapak Ibu yang terkasih jika ini menjadi kesadaran dan pengakuan kita, maka sebagaimana Tuhan berukacita melihat buatan tangan-Nya, kita juga harus bersyukur dan bersukacita menjaga kelestarian alam dan berkekad untuk memulihkan kerusakan–kerusakan yang terjadi.
Kiranya Tuhan memampukan kita untuk melakukannya. Amin.
Marilah kita berdoa:
Ya Tuhan Allah, Bapa kami di dalam Kristus, kami gembira dan bersyukur atas karya reformasi di tengah–tengah gereja oleh Martin Luther dan kawan–kawan. Tolonglah kami saat ini untuk menyadari kekurangan kami bergereja dan berlingkungan hidup. Tolonglah kami juga untuk melihat dan mengakui bahwa Danau Toba dan kawasan sekitarnya adalah berkat istimewa yang harus kami syukuri dan kami jaga. Sehingga Danau Toba senantiasa bisa memancarkan kasih-Mu dan menghasilkan kebaikan bagi kami. Amin