SEPERTI POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR

Bagikan:

Bacaan: Mazmur 1:1-6

“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja diperbuatnya berhasil.”

(Mazmur 1:3)

Sebetulnya,  saya sering lewat di gang kecil itu, tetapi baru hari itu saya memerhatikan pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepi sungai kecil itu. Semua pohon-pohon itu subur, padahal waktu itu musim kemarau. Bahkan, beberapa pohon nangka dan mangga yang tumbuh di situ selalu berbuah. Sepertinya pohon-pohon tidak mengenal musim kemarau. Tampaknya, bagi mereka semua musim adalah musim berbuah.

Pemandangan ini mengingat saya pada apa yang tertulis dalam Mazmur 1:1-6. Dalam perikop yang diberi judul oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) “Jalan Orang Bernar dan Jalan Orang Fasik” dituliskan: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:1-3). Dengan jelas dan tegas Alkitab mengatakan orang yang berbahagia adalah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Menuruti nasihat orang fasik semata-mata mendatangkan celaka pada diri sendiri maupun orang lain. Berdiri di jalan orang berdosa sama artinya dengan setuju bahkan melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Duduk dalam kumpulan pencemooh berarti dengan sengaja membiarkan diri ikut mencemooh atau menghina sesama dan Firman Allah. Jadi, jika kita tidak menuruti nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, maka kita berbahagia. Sebaliknya, jika kita hidup dekat dengan Tuhan dan taat pada Firman-Nya, maka hidup kita menjadi produktif karena pikiran, waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya digunakan untuk melakukan hal-hal yang baik, yang berguna bagi diri sendiri, berguna bagi orang lain, dan memuliakan Tuhan.

Pohon yang ditanam di tepi aliran air tidak akan kekurangan makanan dan nutrisi. Di tepi aliran air selain ada air dan juga mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh pohon. Itulah sebabnya pohon-pohon yang di tanam di sana dapat tumbuh subur dan berbuah lebat. Demikian juga dengan kita. Hidup dekat dengan Tuhan membuat kita selalu memilki kekuatan dan hikmat. Sekalipun ada tantangan bahkan badai hidup, kekuatan dari Tuhan akan memampukan kita melewati semua itu. Bahkan, semua persoalan, kesukaran, masalah, dan sakit-penyakit, mebuat kita semakin tangguh, semakin dekat dan bergantung kepada Tuhan, serta membuat iman kita semakin kokoh. Hidup kita akan berbuah lebat dan manis. Dengan demikian hidup kita dapat menjadi  berkat bagi sesama, dan melalui hidup kita nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan. (SRP)