Oleh: Susi Rio Panjaitan
Pelayanan Sekolah Minggu bukan pelayanan “ecek-ecek”. Sebaliknya, pelayanan Sekolah Minggu adalah pelayanan yang sangat penting. Pelayanan Sekolah Minggu berdampak pada pembentukan karakter anak-anak. Selain itu, pelayanan Sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan iman anak-anak. Berkualitas atau tidaknya pelayanan Sekolah Minggu menjadi salah satu faktor penentu kuantitas dan kualitas generasi penerus gereja. Dalam jangka panjang, pelayanan Sekolah Minggu menentukan keberlanjutan keorganisasian gereja. Oleh karena itu, pelayanan Sekolah Minggu harus dilakukan dengan serius. Salah satu indikator pelayanan Sekolah Minggu dilakukan dengan serius adalah adanya persiapan yang baik sebelum pelayanan atau proses pembelajaran di Sekolah Minggu dilakukan.
Dalam melayani di Sekolah Minggu, Guru Sekolah Minggu perlu memiliki kerendahan hati. Adanya persiapan sebelum mengajar Sekolah Minggu dapat menjadi tanda kerendahan hati Guru Sekolah Minggu. Melakukan persiapan menunjukkan bahwa Guru Sekolah Minggu tidak mampu mengajr atau melayani dengan baik tanpa melakukan persiapan. Ia merasa perlu untuk mempersiapkan dirinya, baik itu hati, pikiran, pakaian, dan hal lain terkait dirinya. Ia juga merasa perlu mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk pelayanannya di Sekolah Minggu.
Selain itu, melakukan persiapan sebelum mengajar Sekolah Minggu dapat juga menunjukkan bahwa guru Sekolah Minggu mengasihi Kritus dan anak-anak Sekolah Minggu. Ia ingin melayani Tuhan dan anak-anak dengan hal terbaik yang dapat ia lakukan. Itulah sebabnya ia melakukan berbagai persiapan. Dengan melakukan persiapan sebelum mengajar Sekolah Minggu Guru Sekolah Minggu menunjukkan bahwa ia memiliki kesungguhan hati dalam pelayanan.
Pelayanan Sekolah Minggu harus dilakukan secara bertanggung jawab. Guru Sekolah Minggu yang memilki rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, gereja, orang tua anak Sekolah Minggu, pelayanan, dan terlebih kepada anak-anak atau adik-adik layannya akan melakukan persiapan sebelum mengajar. Dengan persiapan ia dapat memastikan bahwa segala hal yang dibutuhkan untuk pelayanannya di Sekolah Minggu sudah siap dengan optimal.
Guru Sekolah Minggu harus seorang pembelajar karena untuk dapat menjadi Guru Sekolah Minggu yang efektif seseorang harus mau terus belajar. Setiap anak Sekolah Minggu merupakan pribadi yang unik dengan bakat, minat dan gaya belajar yang khas. Itulah sebabnya guru Sekolah Minggu harus gemar belajar. Dengan demikian ia dapat melayani dan mengajar setiap anak Sekolah Minggu sesuai dengan kebutuhan dan keunikan mereka. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Jadi, guru Sekolah Minggu perlu untuk selalu belajar.
Dengan persiapan yang baik, rasa percaya diri guru Sekolah Minggu akan baik. Rasa percaya diri yang baik pada guru Sekolah Minggu akan memengaruhi sikap dan gaya mengajarnya secara positif. Ini akan memengaruhi respon anak-anak terhadap guru maupun proses pembelajaran atau aktivitas Sekolah Minggu. Anak-anak akan merespon dengan positif guru yang mengajar dengan percaya diri. Selain itu, guru Sekolah Minggu yang memiliki rasa percaya diri yang positif akan lebih mampu melakukan manajemen kelas daripada guru Sekolah Minggu yang tidak memiliki rasa percaya diri yang baik. Itulah sebabnya guru Sekolah Minggu perlu melakukan persiapan sebelum mengajar.
Selain hal-hal yang dijelaskan di atas, dengan adanya persiapan, ketidakefektifan dalam pembelajaran Sekolah Minggu dapat dihindari. Hal ini terjadi karena dengan persiapan hambatan-hambatan yang mungkin muncul selama pembelajaran di kelas Sekolah Minggu dapat diantisipasi. Misalnya: karena guru Sekolah Minggu sudah memilih metode mengajar yang tepat, maka anak-anak Sekolah Minggu dapat menikmari proses belajar; karena materi pembelajaran sudah dipilih sesuaai dengan kelompok usia anak, maka anak-anak dapat memahami apa yang disampaikan guru Sekolah Minggu. Dengan demikian, kelas Sekolah Minggu akan berjalan dengan menyenangkan dan tertib sehingga tujuan pelayanan atau pembelajaran tercapai.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh guru Sekolah Minggu dalam melakukan persiapan sebelum mengajar, antara lain sebagai berikut:
Kesiapan Diri
Guru Sekolah Minggu adalah salah satu faktor penentu dalam berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di kelas Sekolah Minggu. Oleh karena itu, sebelum mengajar guru Sekolah Minggu harus mempersiapkan dirinya dengan baik. Hati dan pikiran harus teduh dan tenang karena selama melayani guru Sekolah Minggu harus konsentrasi. Jika sedang kelelahan secara fisik atau mental, ada baiknya guru Sekolah Minggu menyegarkan diri terlebih dahulu. Hati dan pikiran yang tidak siap akan membuat proses pelayanan atau pembelajaran menjadi tidak efektif bahkan berbahaya bagi anak-anak Sekolah Minggu dan guru Sekolah Minggu yang bersangkutan.
Selain hati dan pikiran, guru Sekolah Minggu juga perlu memperiapkan pakaian, alas kaki, riasan wajah, perhiasan dan parfumnya. Harus dipastikan bahwa pakaian yang dikenakan saat melayani atau mengajar di Sekolah Minggu adalah pakaian yang pantas, tidak melanggar standar kesopanan dan etika Kristen, nyaman dan aman dipakai, serta dapat menunjang kesuksesan pembelaran. Jika ingin menggunakan konstum tertentu, pastikan konstum itu tidak membuat anak takut, tidak membuat perhatian dan konsentrasi anak terganggu, dan menunjang pembelajaran. Misalnya menggunakan kostum ratu ketika menceritakan tentang ratu Ester.
Materi Pembelajaran
Materi adalah hal yang tidak boleh luput dari persiapan. Pastikan materi sesuai dengan kelompok usia anak-anak Sekolah Minggu. Dari satu ayat atau satu perikop dapat diangkat topik dan materi yang berbeda. Tergantung dari kepada anak kelompok usia berapa materi tersebut hendak disampaikan. Misalnya: topik tentang pembunuhan, perzinahan, balas dendam atau pemerkosaan perlu dhindari dari anak-anak yang berusia sangat kecil (misalnya balita, pra sekolah, dan SD kelas kecil), karena mereka belum dapat memahami konsep tersebut. Lebih efektif memberikan materi pembelajaran dengan topik-topik yang lebih sederhana sehingga dapat mereka pahami. Materi pembelaran untuk anak-anak yang lebih besar (misalnya anak-anak pra remaja), topik-topik yang lebih kompleks sudah dapat disampaikan karena kemampuan kognitif mereka sudah lebih baik. Oleh karena itu, guru Sekolah Minggu harus terlebih dahulu membaca dan mempelajari ayat Alkitab yang menjadi rujukan pembelajaran agar dapat menentukan dan menyiapkan materi yang sesuai dengan anak-anak layannya.
Media Pembelajaran
Agar apa yang disampaikan lebih menarik bagi anak-anak dan mereka lebih mudah memahaminya, maka guru Sekolah Minggu perlu menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat, selain menarik, harus mendukung pembelajaran. Untuk dapat menyajikan media pembelajaran yang tepat, maka guru Sekolah Minggu perlu persiapan.
Metode Mengajar
Metode mengajar adalah hal perlu diperhatikan ketika mengajar, termasuk mengajar di kelas Sekolah Minggu. Metode mengajar dipilih berdasarkan tujuan perbelajaran dan karakteristik anak-anak dalam suatu kelas. Selain itu, ada metode yang memerlukan perlengkapan tertentu. Misalnya: metode bermain peran (role play) membutuhkan pemain peran, kostum tertentu, perlengkapan tertentu, naskah, dan lain-lain. Metode diskusi kelompok mungkin memerlukan papan tulis, karton, dan lain-lain. Jika perlengkapan suatu metode mengajar tidak dipersiapkan, maka metode tersebut tidak efektif untuk dipakai untuk mengajar.
Aktivitas Penunjang Pembelajaran
Aktivitas penunjang pembelajaran berguna untuk membantu anak-anak Sekolah Minggu lebih mudah mengingat dan menghayati materi pembelajaran. Itulah sebabnya guru Sekolah Minggu perlu mempersiapkan aktivitas penunjang pembelajaran yang sesuai dengan materi dan usia anak dalam suatu kelas. Misalnya: menggambar, menggunting, menempel, mewarnai, games atau kuiz untuk anak-anak kelas kecil; serta diskusi dan presentasi kelompok untuk anak-anak pra remaja.
Lagu-lagu
Bernyanyi memuliakan Tuhan adalah bagian dari ibadah umat Kristen kepada Tuhan. Biasanya, lagu-lagu disesuaikan dengan tema tertentu. Jadi, dalam ibadah Sekolah Minggu lagu-lagu perlu dipersiapkan dengan baik. Tidak elok jika karena tidak mempersiapkan lagu-lagu, guru Sekolah Minggu berkata: “Adik-adik, ayoooo, kita mau nyanyi apa? Siapa yang mau memilih lagu untuk kita nyanyikan?” Kondisi seperti ini membuat ibadah menjadi ricuh dan tidak hikmat.
Perlengkapan Ibadah dan Pembelajaran di Kelas
Semua perlengkapan ibadah dan pembelajaran di kelas Sekolah Minggu harus dipersiapkan sebelum ibadah atau kelas Sekolah Minggu dimulai, termasuk barang-barang yang kecil, seperti penghapus papan tulis dan spidol. Ketiadaaan atau ketidaklengkapan perlengkapan yang dibutuhkan akan mengganggu ibadah atau proses pembelajaran. Apa jadinya ketika waktunya mengumpulkan persembahan ternyata kantong persembahan belum tersedia?
Tempat Ibadah atau Belajar
Tempat adalah salah satu hal yang perlu dipersiapkan sebelum mengajar, baik itu di dalam ruangan (in door) maupun di luar ruangan (out door). Mempersiapkan ruangan harus dengan kelengkapan laonnya, seperti kursi, meja, atau dekorasi tertentu. Harus dipastikan bahwa tepat yang akan digunakan tersebut kondusif bagi ibadah dan pembelajaran. Seperti: tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tidak berbau tidak sedap, tidak kotor, tidak ada serangga atau hewan lainnya yang dapat menyakiti orang, tidak terlalu dekat dengan keramaian sehingga berisik, dan tidak terlalu dekat dengan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak, misalnya warung atau jalan raya.
Latihan
Hal lain yang merupakan bagian dari persiapan adalah latihan. Ada hal-hal yang perlu bahkan harus latihan. Liturgos perlu latihan membawa liturgi agar tidak grogi atau salah dalam melafalkan kata-kata tertentu. Pemain musik dan pemandu harus latihan sebelum ibadah agar harmoni.
Guru Sekolah Minggu yang bertugas bercerita juga harus latihan bercerita. Latihan dapat dilakukan secara mandiri. Caranya: bercerita di depan cermin, dan mengoreksi sendiri hal-hal yang perlu dikoreksi, misalnya: suara, mimik wajah, tarikan nafas, gerakan tubuh, dan lain-lain. Latihan secara mandiri juga dapat dilakukan dengan cara bercerita lalu direkam dengan menggunakan kamera video. Setelah selesai bercerita, si pencerita dapat menonton video tersebut dan mengoreksi apa yang perlu dikoreksi.
Diskusi dan Latihan Bersama
Persiapan dapat dilakukan dengan cara diskusi dan latihan bersama guru-guru Sekolah Minggu yang lainnya dan pendeta. Guru-guru Sekolah Minggu dan pendeta dapat berkumpul di suatu tempat atau melalui media online (misalnya; zoom meeting dan google meet) untuk mendiskusikan materi materi pelayanan dan pembelajaran Sekolah Minggu. Dalam kesempatan itu, guru sekolah minggu yang lain bertugas melayani di depan atau mengajar dapat bersimulasi di depan guru-guru Sekolah Minggu yang lain dan pendeta. Ketika seorang guru Sekolah Minggu bersimulasi mengajar, maka yang lain berperan sebagai anak-anak Sekolah Minggu dari kelas tertentu sesuai dengan kelas di mana guru tersebut akan mengajar dan pengamat (observer). Setelah selesai bersimulasi, maka semua peserta, baik yang berperan sebagai anak-anak Sekolah Minggu maupun pengamat (observer) memberikan masukan. Yang berperan sebagai anak-anak Sekolah Minggu menyampaikan apa yang ia rasakan ketika diajar dengan cara demikian, dan para pengamat menyampaikan apa yang ia amati, misalnya: apakah guru Sekolah Minggu tampak menguasai kelas, apakah anak-anak Sekolah Minggu tampak menikmati proses pembelajaran, dan lain-lain. Semua masukan yang diberikan harus atas dasar kasih dan hanya bertujuan untuk membangun dan memberikan pelayanan yang terbaik demi kemuliaan nama Tuhan.
Berdoa Bersama
Pelayanan Sekolah Minggu adalah pelayan tim. Oleh karena itu, senantiasa berdoa bersama merupakan karakteristik dan salah satu kunci keberhasilan pelayanan Sekolah Minggu. Oleh karena itu, menjadikan berdoa bersama bersama sebagai bagian dari persiapan sebelum mengajar Sekolah Minggu adalah hal yang bijaksana. Dengan berdoa bersama, guru-guru Sekolah Minggu menyatukan hati, merendahkan diri di hadapan Allah, dan memohon anugerah Allah untuk memberkati. (SRP)