MEMURIDKAN ANAK SEKOLAH MINGGU

Bagikan:

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Selain sebagai tempat bagi warga gereja yang berusia anak untuk melakukan ibadah sebagaimana halnya warga gereja yang berusia dewasa, Sekolah Minggu juga dipahami sebagai wadah atau tempat untuk anak-anak belajar. Walaupun pembelajaran di Sekolah Minggu tidak sama dengan pembelajaran di sekolah regular, tetapi di Sekolah Minggu anak-anak juga belajar banyak hal, seperti belajar berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai kelompok usia, bersosialisasi dengan teman-teman dan guru-guru Sekolah Minggu, berpartisipasi dan berkolaborasi. Di Sekolah Minggu anak-anak juga dilatih untuk percaya diri dengan sehat dan memiliki kebaranian untuk berbicara atau tampil di depan orang banyak. Dengan mengikuti kelas Sekolah Minggu, anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar berbagai keterampilan, seperti bernyanyi, menari, bermain musik, berakting, menggambar, mewarnai, dan lain-lain.

Sekolah Minggu dikondisikan dengan baik agar dapat menjadi tempat yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Guru Sekolah Minggu yang ramah, ruang kelas yang nyaman, perlengkapan yang bagus, dan metode belajar yang menyenangkan guna menarik dan bermanfaat bagi anak-anak. Dengan demikian, anak-anak mau datang ke Sekolah Minggu dengan riang gembira. Akan tetapi, yang tidak boleh dilupakan atau diabaikan adalah, bahwa yang terutama adalah, Sekolah Minggu adalah tempat anak-anak belajar firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Semua aktivitas yang dilakukan di Sekolah Minggu merupakan bagian dari ibadah dan proses belajar firman Tuhan.

Sebelum terangkat ke sorga, Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya agar memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia dan  menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya. Perintah ini dikenal sebagai amanat agung Tuhan Yesus Kristus. Menjadi murid Kristus tidak hanya kesempatan bagi orang-orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Itulah sebabnya anak-anak juga harus dimuridkan. Artinya, mereka harus dididik, diajar, dan dilayani sedemikian rupa agar dapat menjadi murid Tuhan Yesus Kristus. Sekolah Minggu memiliki peran stategis dalam memuridkan anak-anak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses pemuridan anak-anak Sekolah Minggu menjadi murid Tuhan Yesus Krsitus menjadi lebih efektif, antara lain sebagai berikut:

Guru Sekolah Minggu adalah Guru sekaligus Murid

Di Sekolah Minggu, guru Sekolah Minggu adalah guru bagi anak-anak. Sebagai guru, mereka mengajarkan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab kepada anak-anak dan mendorong anak-anak itu untuk hidup sebagaimana yang Tuhan Yesus kehendaki. Akan tetapi, agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru Sekolah Minggu, yakni membawa anak-anak menjadi murid Tuhan Yesus, guru Sekolah Minggu terlebih dahulu harus menjadi murid Yesus. Dalam waktu bersamaan, guru Sekolah Minggu adalah guru bagi anak-anak Sekolah Minggu dan murid dari Tuhan Yesus Kristus. Pengalamannya sebagai seorang murid Yesus akan memudahkannya mendorong anak-anak untuk menjadi murid Yesus. Orang yang tidak pernah atau tidak mau menjadi murid Yesus tidak mungkin dapat memuridkan orang lain menjadi murid Yesus.

Tuhan Yesus Kristus adalah Pusat dan Mahaguru

Yang menjadi pusat pembelajaran di Sekolah Minggu adalah Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah Mahaguru sehingga dari-Nya setiap guru Sekolah Minggu dapat belajar bagaimana cara memuridkan anak-anak menjadi murid-Nya.

Ajaran Yesus sebagai Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran di Sekolah Minggu adalah ajaran Tuhan Yesus. Boleh saja Guru Sekolah Minggu menggunakan kisah atau kejadian tertentu untuk memperkenalkan atau menanamkan nilai-nilai tertentu, tetapi sedikit pun nilai-nilai tersebut tidak boleh bertentangan dengan ajaran Tuhan Yesus Kritus. Kisah lain hanya sebagai ilustrasi atau perbandingan guna memudahkan anak untuk memahami ajaran Yesus yang diajarkan guru Sekolah Minggu kepada mereka.

Kehidupan Sehari-hari adalah Sekolah Utama

Di Sekolah Minggu anak-anak dapat belajar banyak hal. Akan tetapi, sekolah yang sesungguhnya adalah kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya, guru Sekolah Minggu perlu memberikan pemahaman tentang hal ini kepada anak-anak Sekolah Minggu. Misalnya, di Sekolah Minggu anak belajar tentang pengampunan, tetapi pembelajaran tentang pengampunan banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari, seperti di rumah dan sekolah.

Referensi Pertama dan Utama adalah Alkitab

Meskipun guru Sekolah Minggu tidak dilarang menggunakan buku-buku lain untuk mengajar, tetapi Alkitab harus menjadi referensi pertama dan utama. Guru Sekolah Minggu harus memastikan bahwa apa yang tertulis dalam buku-buku yang ia gunakan tidak bertentangan dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Itulah sebabnya, guru Sekolah Minggu harus gemar membaca Alkitab sehingga tahu apa yang tertulis di dalam Alkitab. Dengan demikian, ketika dalam suatu buku ada tertulis hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, maka guru Sekolah Minggu dengan cepat dapat mengetahui dan segera mengeliminasi buku tersebut. Jadi, anak-anak Sekolah Minggu terhindar dari ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Mengikuti Teladan Yesus sebagai Metode Belajar

Agar anak-anak Sekolah Minggu dapat menjadi murid Yesus, maka mereka perlu didorong untuk mengikuti teladan Yesus. Meskipun guru Sekolah Minggu harus dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak Sekolah Minggu, tetapi teladan utama bagi anak-anak adalah Tuhan Yesus Kristus.

Mendorong Anak-anak Gemar Berdoa dan Membaca Alkitab

Berdoa dan membaca Alkitab adalah fasilitas yang diberikan Allah kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya sebagai sarana berkomunikasi dengannya dan mengenal-Nya lebih dekat. Oleh karena itu, untuk dapat memuridkan anak-anak Sekolah Minggu menjadi murid Yesus, anak-anak perlu didorong untuk gemar berdoa dan membaca Alkitab. Anak perlu didorong dan dilatih untuk memiliki waktu-waktu khusus setiap hari untuk berdoa dan membaca Alkitab. Misalnya: ketika baru bangun di pagi hari, ketika hendak tidur di malam hari, atau menyediakan waktu di siang hari. ANak perlu didorong untuk memulai dan mengakhiri hari-harinya dengan berkomunikasi kepada Allah dengan berdoa dan membaca Alkitab. Untuk melatih anak-anak Sekolah Minggu berdoa dan membaca Alkitab, Sekolah Minggu atau gereja dapat membentuk kelompok doa dan anak pembaca Alkitab. Jadi, anak dapat bergabung di situ.

Melatih Anak Sekolah Minggu Beribadah

Anak-anak Sekolah Minggu perlu dilatih untuk beribadah, baik ibadah secara pribadi maupun bersama-sama dalam persekutuan saudara-saudara seiman. Salah satu tanda seseorang adalah murid Yesus, yakni ia seorang yang suka beribadah, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam persekutuan dengan saudara-saudara seiman.

Mendorong Anak untuk Selektif dalam Bergaul

Dalam 1 Korintus 15:33 tertulis: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Anak-anak Sekolah Minggu perlu didorong agar selektif dalam pergaulan agar dapat menjadi murid Yesus. Mereka memang harus ramah dan baik hati terhadap semua orang, tetapi tidak perlu terlalu akrab dengan orang-orang yang berpotensi membawanya berperilaku yang mendukakan Allah.

Mendorong Anak untuk Berada dalam Persekutuan Saudara Seiman

Orang Kristen perlu bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Hidup dalam persekutuan dengan saudara-saudara seiman merupakan salah satu karakteristik sekaligus kekuatan murid-murid Yesus. Oleh karena itu, anak-anak Sekolah Minggu perlu didorong untuk memiliki persekutuan dengan saudara-saudara seiman. Misalnya: terhimpun dalam suatu komunitas anak-anak di gereja, atau anak-anak Kristen di Sekolah. Dalam komunitas anak-anak dapat saling menguatkan, mendorong, mendoakan, dan menolong. Guna mendorong anak terhisap dalam persekutuan saudara seiman, gereja atau Sekolah Minggu dapat membentuk Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) yang dimentori oleh guru Sekolah Minggu.

Menjadi Murid Yesus adalah Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran di Sekolah Minggu semata-mata hanya untuk menjadikan anak-anak Sekolah Minggu menjadi murid Yesus. Oleh karena itu, kurikulum dan silabus harus didisain sesuai dengan tujuan tersebut. (SRP)   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *