MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL ANAK MELALUI SEKOLAH MINGGU

Bagikan:

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Secara kodrati, manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup, berkembang, dan memenuhi kebutuhannya. Itulah sebabnya, manusia disebut sebagai mahluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia butuh saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan biologis, emosional, intelektual, dan spiritualnya. Dalam interaksi ini, individu perlu memiliki kecerdasan sosial yang baik. Secara sederhana, kecerdasan sosial dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi, memahami, dan membangun hubungan yang sehat dan efektif dengan orang lain. Individu yang memiliki kecerdasan sosial yang baik mampu membaca isyarat sosial, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, nada suara, tarikan nafas, dan sorot mata seseorang atau lawan bicaranya. Ia juga memahami perasaan, pikiran, motivasi orang, dan memiliki empati. Individu dengan kecerdasan sosial yang baik juga mampu berkomunikasi dengan cara yang tepat di berbagai situasi sosial dan dapat bersikap asertif. Selain itu, ia juga mampu membangun dan mengelola hubungan yang sehat, mampu membangun kepercayaan, dapat menyelesaikan konflik dengan efektif, serta mampu menyesuaikan perilakunya sesuai dengan norma dan harapan sosial.

Sebaliknya, jika individu tidak memiliki kecerdasan sosial, maka ia akan kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lian, tidak mampu berkomunikasi secara asertif dan efektif, dijauhi oleh orang lain atau menjauhkan diri dari orang lain, merasa kesepian, tidak mendapatkan dukungan sosial yang dibutuhkan, rentan mengalami pertengkaran dan konflik, serta  kehilangan berbagai kesempatan untuk berkembang, berkarya dan berprestasi. Selain itu, indvidu yang tidak memiliki kecerdasan sosial yang baik berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Rasa kesepian, stres karena berbagai konflik, dan  perasaan tidak diterima dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah emosional lainnya.  Singkatnya, tanpa kecerdasan sosial, kehidupan individu  menjadi lebih sulit, baik secara pribadi, sosial, maupun profesional. Oleh karena, kecerdasan sosial harus dikembangkan sejak dini.

Salah satu tampat atau lingkungan yang efektif untuk membangun dan meningkatkan kecerdasan sosial individu sejak dini adalah Sekolah Minggu. Sekolah Minggu biasanya merupakan lingkungan yang penuh kasih, penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang tulus kepada anak-anak menjadi lingkungan yang kondusif untuk anak-anak untuk belajar berani berinteraksi tanpa takut dihakimi. Di Sekolah Minggu anak-anak berinteraksi dengan teman sebaya dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Hal ini  melatih mereka untuk memahami, menghormati dan menghargai perbedaan. Melalui cerita Alkitab yang disampaikan oleh Guru-guru Sekolah Minggu, nyanyian, dan diskusi, anak-anak diajarkan nilai-nilai Kristen seperti kasih, tolong-menolong, kerendahan hati, kesabaran dan pengampunan. Dengan demikian, nilai-nilai ini akan tertanam dalam diri anak-anak dan menjadi nilai-nilai pribadi mereka yang akan mereka pegang teguh seumur hidup mereka.  Semua ini sangat penting dalam membangun dan meningkatkan kecerdasan sosial anak.

Selain bernyanyi memuji Tuhan, berdoa, membaca Alkitab dan mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Guru-guru Sekolah Minggu, di Sekolah Minggu biasanya juga ada berbagai kegiatan kelompok seperti permainan, drama, kegiatan pelayanan sosial, atau tugas bersama. Hal ini mengajarkan dan melatih anak-anak untuk bekerja sama, berbagi, mendengarkan, dan peduli pada kebutuhan orang lain. Di Sekolah Minggu anak-anak juga dilatih untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka, misalnya saat menceritakan pengalaman mereka, berdoa bersama, atau berbagi pendapat dalam diskusi kelompok kecil. Ini bagus sekali untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi pada anak. Selain itu, dengan dorongan yang suportif dari Guru Sekolah Minggu, anak-anak belajar tampil di depan orang lain. Misalnya saat membaca ayat, bernyanyi, atau berdoa. Ini melatih anak untuk memiliki rasa percaya diri yang sehat. Selain itu, sikap sopan, ramah, mengasihi, mengampuni, sabar, berkomunikasi dengan efektif, empati, dan menghargai orang lain yang ditunjukkan Guru Sekolah Minggu dapat menjadi contoh konkrit bagi anak-anak. Dengan demikian, memudahkan mereka untuk belajar dan meniru perilaku tersebut.

Saat ini, banyak ditemukan kondisi negatif terkait kecerdasan sosial anak. Anak-anak semakin jarang berinteraksi langsung dengan orang lain karena lebih banyak waktu dihabiskan dengan gadget. Ini membuat mereka kurang terampil membaca ekspresi wajah, memahami bahasa tubuh, atau mengelola percakapan secara natural. Mereka juga kurang memiliki pengalaman sosial. Akibatnya, banyak anak yang kesulitan dalam berempati. Mereka tidak mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain. Dalam banyak kasus, ditemukan bahwa anak-anak lebih mudah terlibat dalam perselisihan. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki keterampilan dalam menyelesaikan konflik secara damai atau kompromi. Akibatnya, perundungan (bullying) menjadi masalah yang serius.

Karena banyak aktivitas individual, seperti bermain games sendiri, kemampuan anak bekerja dalam tim, berbagi ide, atau menunggu giliran menjadi rendah. Ditemukan juga banyak anak mengalami kecemasan atau ketakutan berlebih saat harus berinteraksi dengan orang baru, atau berbicara di depan umum. Ini terjadi karena anak kurang latihan berbicara dengan orang lain. Selain itu, banyak anak yang mudah menyerah, bahkan marah saat menghadapi penolakan, atau kegagalan dalam menjalin hubungan dengan teman-temannya.

Sekolah Minggu tidak hanya membentuk kerohanian anak-anak, tetapi juga berguna untuk membentuk dasar kecerdasan sosial yang kuat, yang berguna di sepanjang hayat anak. Oleh karena itu, orang tua perlu mendorong anak-anaknya untuk rajin ke Sekolah Minggu. Selain itu orang tua juga perlu terlibat aktif dalam pelayanan di Sekolah Minggu, serta mendukung gereja dan Guru-guru Sekolah Minggu untuk mengembangkan pelayanan Sekolah Minggu. Demi kepentingan terbaik anak, khususnya dalam membangun iman anak kepada Tuhan Yesus Kristus dan meningkatkan kecerdasan sosial anak, maka orang tua harus dapat menjadi mitra yang efektif bagi gereja dan Guru Sekolah Minggu. Dengan demikian, lingkungan dan pelayanan Sekolah Minggu yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat diciptakan. (SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *